Menilik lebih dekat Positif-Negatif dan Masa Depan Flat Design
Designed by Kurzgesagt - In A Nutshell |
Apa itu Flat Design?
Kamu mungkin pernah mendengar atau membaca tentang flat design yang termasuk dalam daftar tren desain. Gaya visual yang sederhana ini berdasarkan minimalisme dan dapat dibuat dalam berbagai bentuk.
Seperti yang telah kita bahas pada artikel terdahulu, flat design adalah gaya modern minimalis pada desain grafis, yang menggunakan elemen minimal dan ini bukan 3D.
Flat design membantu untuk lebih fokus pada konten, tanpa mengganggu pemirsa dari efek visual. Ini menekankan kesederhanaan elemen dan pada saat bersamaan membuat antarmuka lebih responsif, cepat dan mudah digunakan.
Ini bukan skeuomorfis. Banyak yang membandingkan flat design dengan skeuomorphism design, gaya ini dibuat menyerupai objek atau proses dunia nyata. Skeuomorphism membuat efek seperti bayangan, tekstur realistis, pantulan, beveling dan embossing, dll.
Ini Perbedaan antara Flat Design (Kanan) dan Skeuomorphism Design (Kiri)
Popularitas Flat Design
Flat design mulai menjadi tren yang bisa dikenali pada tahun 2012 dan 2013. Itulah tahun-tahun dimana tren ini menjadi sangat terkenal berkat peluncuran Windows 8 dan iOS 7.
Tetapi karena flat design sudah ada selama beberapa tahun lalu sampai sekarang dan masih akan diminati, mari kita lihat sisi Positif dan Negatif serta kemana arahnya di masa mendatang.
POSITIF
Cocok dengan Desain Responsif
Sejak Microsoft dan Apple melambung tinggi dengan flat designnya, gaya desain itu dengan cepat diadopsi sebagai pendekatan baru terhadap pengalaman pengguna (User Experience). Dan masih terus populer untuk desain web, seluler, dan User Interface karena lebih cocok dan bagus.
Prinsip flat design dapat diterapkan pada kategori desain lainnya, namun tata letak berbasis grid dan grafis sederhana sangat sesuai untuk desain web, seluler, dan User Interface karena mudah dipasang atau disesuaikan untuk diterapkan pada perangkat dan ukuran layar yang berbeda sekalipun (responsif).
Di sisi lain, gaya skeuomorphism design yang sangat rinci dengan banyak bayangan dan tekstur sering kali tidak terjalin dengan baik saat ukuran layar berubah (kurang responsif).
Ryan Allen seorang desainer, Dapper Gentlemen memasukkannya ke dalam artikel yang berjudul Flat 2.0,. Flat design dapat dibangun dengan skala dinamis sesuai ukuran konten yang jauh lebih sederhana daripada desain yang sempurna.
Fleksibel
Tampilan flat design cenderung memiliki komposisi yang disusun oleh bentuk geometris yang seragam. Jenis tata letak ini memiliki tempat disetiap elemen desainnya, dan mudah dinavigasi dengan cepat.
Grid juga merupakan kerangka kerja fleksibel yang bisa dibentuk menjadi banyak pengaturan. Hal ini memungkinkan desainer untuk membuat pengaturan yang paling sesuai dan menampilkan konten mereka, daripada menekan konten ke dalam tata letak yang telah ditentukan sebelumnya.
Tipografi Bersih dan Terlihat
Kualitas flat design juga memperluas pendekatan desainer terhadap typesetting, yang seringkali menghasilkan tipografi yang lebih besar dan lebih ramping. Tidak adanya bayang-bayang dan efek lainnya yang membuat teks lebih mudah dibaca.
Jenis Sans-serif adalah pilihan yang paling populer dan cocok untuk gaya flat design, namun font serif dan tipografi yang tidak terlalu rumit dalam desainnya juga bisa cocok dipadukan dalam gaya flat design.
Hemat
Tidak menghabiskan banyak space penyimpanan karena ukuran file cenderung lebih kecil dalam memproses antarmuka untuk desain web, seluler, dan User Interface.
NEGATIF
Kegunaan yang nanggung
Kita selalu menekankan kualitas yang bagus dan efisien dari flat design, namun beberapa desainer tidak memikirkan unsur estetika. Itu berdampak negatif pada kegunaan desain yang seharusnya menghasilkan seni yang indah. Ini adalah risiko khusus untuk desain web dan mobile.
Pada website, kita sulit untuk mengatakan mana yang bisa di klik, karena semuanya flat pada bidang visual yang sama. tidak jarang pengguna melewatkan sebuah ikon. Itu semua karena terlalu mengejar kesederhanaan.
Kurang Istimewa
Setiap bisnis, merek, kelompok organisasi atau individu yang merencanakan proyek desain menginginkan hasil yang kualitasnya bagus.
Salah satu kelemahan flat design adalah gaya visual yang sederhana dan terbatas, jadi seringkali menghasilkan desain yang terlihat agak, bahkan sangat mirip antara satu desain dengan desain yang lain. Desainer yang memakai gaya flat memiliki pilihan yang terbatas untuk diterapkan pada proyek mereka.
Terlalu Fokus pada Estetika Trendy
Flat design secara teratur muncul pada daftar tren desain, karena ini terus menjadi pilihan populer bagi desainer yang menginginkan karya mereka tampil sebagai teknologi modern atau reflektif.
Tetapi salah satu masalah dengan tren adalah beberapa desainer akan menerapkannya hanya untuk mengikuti arusnya saja tanpa benar-benar memikirkan kegunaannya.
MASA DEPAN
Flat Design 2.0
Desainer telah menggunakan flat design selama beberapa tahun terakhir, banyak yang memperhatikan beberapa pendapat pro dan kontra yang telah kita bahas di sini, dan memutuskan untuk menyesuaikan gaya sesuai yang diinginkan.
Saat ini, flat design memasuki era Flat Design 2.0. Flat design 2.0 memberikan banyak opsi bagi desainer. Flat Design 2.0 menampilkan desain "hampir datar", namun memiliki bayangan, highlights dan layer untuk menambah depth atau kedalaman desain untuk menampilkan kesan nyata dan tidak terlalu "datar".
Elemen pada flat design meliputi:
- Long Shadows
- Bright Color Palettes
- Simply Typography
- Ghost Buttons
- Minimalism
Kamu tetap mendapatkan kesederhanaan flat design, namun menambahkan beberapa kualitas skeuomorfik yang halus untuk variasi visual dan kegunaan yang lebih baik.
Desain Material
Memiliki banyak karakteristik yang sama dengan desain yang hampir flat, desain material adalah bahasa visual yang dikembangkan oleh Google yang menekankan tata letak berbasis grid dan fitur berupa "pilihan warna yang tenang, tampilan dari tepi-ke-tepi, tipografi berskala besar, dan space putih yang disengaja" untuk tampilan grafis yang berani.
Prinsip perancangan material via Google
Gaya ini menggunakan pendekatan yang terinspirasi oleh kertas dengan "isyarat visual yang didasarkan pada kenyataan" dan "atribut yang familiar" untuk membantu pengguna memahami dan menavigasi desain dengan cepat.
Misalnya, perhatikan bagaimana bayangan dan warna halus pada tombol dalam konsep UI ini dari Tubik Studio membuat pilihan navigasi langsung yang bersih. Jenis huruf besar di latar belakang dan lapisan permukaan seperti kertas untuk membuat hierarki dapat dikaitkan dengan desain material.
Meskipun desain material dengan jelas menonjolkan elemen flat design, perhatiannya terhadap cahaya dan bayangan, gerak, dan detail lainnya menunjukkan bahwa flat design dapat disesuaikan agar lebih bermanfaat dan fleksibel.
Google telah membuat panduan terperinci untuk desain material yang tersedia secara bebas untuk memudahkan desainer menerapkan gaya pada karya mereka sendiri, baik dengan mengikuti panduan secara ketat, atau memilih elemen dan teknik yang mereka sukai.
Ini juga mendorong desainer untuk bereksperimen dengan interpretasi dan modifikasi masing-masing bagi karya flat design dan material mereka, dan mungkin saja mereka menciptakan tren baru.
Jadi, sementara merek besar seperti Microsoft, Apple, dan Google pasti memiliki pengaruh dalam hal mempopulerkan gaya desain, desainer inilah yang mengambil tren dan mencarinya untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Belum ada Komentar untuk "Menilik lebih dekat Positif-Negatif dan Masa Depan Flat Design"
Posting Komentar